NEWS

Para Pebalap Master Camp Membuktikan Kemajuannya

December 25, 2017

Para Pebalap Master Camp Membuktikan Kemajuannya di Musim ARRC

Program Yamaha VR46 Riders Academy dimulai di Juli 2016, diikuti oleh pebalap-pebalap Asia Road Racing Championship (ARRC). Tujuan utama dari program ini adalah untuk lebih menginspirasi pebalap untuk membidik pentas balap motor dunia dan menunjukkan panggung itu berada dalam jangkauan mereka. Semuanya dimulai dengan pengalaman yang sudah mereka dapatkan melalui partisipasi di Master Camp dan bergabung dengan VR46 Riders Academy Valentino Rossi.

Putaran keenam dan terakhir ARRC musim ini diadakan di Chang International Circuit di Thailand pada tanggal 2 dan 3 Desember. Delapan lulusan Master Camp berkompetisi di event tersebut, termasuk peserta Master Camp 2 Apiwat Wongthananon dari Thailand, yang memperlihatkan kepada dunia sekilas tentang kemajuan yang dibuatnya.

Di 2016, Apiwat menjadi juara kelas Asia Production 250 ARRC dan pencapaiannya yang on-track dan potensi masa depannya terlihat dari terpilihnya dia mengikuti VR46 Master Camp Team di CEV Moto3 Junior World Championship yang sangat kompetitif. Menyelesaikan debutnya di peringkat ke-12 secara keseluruhan, Apiwat membalap riding YZF-R6 baru di seri final ARRC kelas SS600 berstatus wild card bersama Yamaha Thailand Racing Team.

Selain meraih pole position, dia menyalip dengan fenomenal di Race 1 di tikungan terakhir lap terakhir untuk kemenangan fantastis dan melakukannya lagi di Race 2, membalap tanpa bisa dibendung di depan untuk kemenangan kedua. Kelas SS600 menampilkan sejumlah rider terbaik di Asia, membuat penampilan Apiwat itu terlihat lebih menonjol.

Manager Team Theerapong Opaskornkul mengatakan : Berpartisipasi di Master Camp memperluas pandangan Apiwat. Tampil di CEV Championship tahun ini, dia membalap dengan pembalap Eropa dan belajar bagaimana bertahan di lingkungan trek yang sulit. Anda bisa melihat bagaimana dia membalap di sini dengan skill riding motornya, setup mesin dan ketekunannya sudah melebihi level teratas di Asia. Saya ingin pandangannya meluas lagi dan suatu hari dia membalap di Grand Prix."

Apiwat menyimpulkan tahun ini: "Balapan di kejuaraan CEV sangat sulit. 20 pembalap teratas levelnya hampir sama dan benar-benar cepat. Bukan hanya di setiap balapan, tapi dalam setiap sesi Anda harus lebih baik. Jika Anda tidak mampu, Anda akan ditinggalkan. Selama musim ini, hanya itu yang bisa saya lakukan untuk membiasakan diri berpacu dengan waktu yang berlalu dengan cepat dan kecepatan untuk menuntaskannya. Saya tidak bisa mendapatkan hasil yang saya inginkan, jadi saya tidak merasa membuat banyak kemajuan, tapi dengan kemenangan ganda SS600 ini, saya sadar mengikuti CEV tidak sia-sia dan sebenarnya saya membuat kemajuan."

Jika ada satu lagi pebalap yang menunjukkan perkembangan besar musim ini, maka dia adalah peserta Master Camp 1 dan 2, pebalap Indonesia Galang Hendra Pratama. Sayangnya, dia terpaksa out di Race 1 di seri terakhir karena cedera akibat insiden setelah lolos kualifikasi. Meskipun dia diizinkan ikut Race 2, cederanya membuatnya hanya finis ke-9. Namun, mengulas musim ini, Galang menempati pole position dan meraih kemenangan pertamanya di seri 5 di India - dua terobosan besar dalam karir balapnya.

Berita besar lainnya di tahun ini adalah dua penampilan Galang dengan wildcard di World Supersport 300 Championship. Dalam balapan debutnya di Portimao, dia mengalami beberapa masalah, namun di penutup musim di Jerez, dia memenangkan balapan, menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan kejuaraan dunia balap dan memberikan dampak besar pada balapan di Eropa.

Terkait kemenangannya, menurut Galang : "Setelah Master Camp, keinginan saya untuk balapan di tingkat dunia semakin kuat, dan akhirnya saya mendapat kesempatan melakukannya tahun ini melalui kesempatan fantastis dari Yamaha untuk mengikuti WSSP300. Saya juga berhasil memenangkannya, jadi ini tahun yang sangat membahagiakan. Medan pertempuran saya biasanya ARRC, tapi saya rasa bisa menang di kelas WSSP300 - yang tidak mudah - karena saya telah banyak berkembang bersama semua balapan yang sulit melawan pebalap-pebalap di Asia yang lapar akan kesuksesan."

Rencana ke depan dua rider juga telah diumumkan. Apiwat berencana untuk terus balapan di CEV Moto3 Junior World Championship musim depan dengan tujuan meraih podium. Dan Galang sudah kembali berlatih dan mempersiapkan diri akan melangkah dari Asia ke level dunia.

Selain itu, ada satu pembalap berbakat yang karena penampilannya, harus diperhatikan juga. Berpartisipasi di Master Camp ke-3, Muhammad Akid bin Aziz dari Malaysia merebut gelar kelas UB150 perdana musim ini.

Meskipun ini adalah kesempatan yang luar biasa, bagaimanapun juga Master Camp tidak menjamin apapun. Seperti yang telah ditunjukkan di sini, para pebalap sendirilah yang menerapkan pengalaman yang mereka dapatkan melalui program tersebut untuk meningkatkan kemampuan mereka sendiri dan mengukir jalan ke panggung dunia.

Masa depan balapan berada di titik puncak perubahan.